I. INTRODUKSI
Perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan
oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu
produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk,
pelayanan dan dumber-sumber lainya(Gerald Zaltman ,1979:6).
Teori
perilaku konsumen yang berkembang akhir-akhir ini didasarkan pada kebutuhan
ekonomi, yakni yang menJelaskan bahwa seorang konsumen akan menetapkan
kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan kepuasan utilitas
atau sama dengan konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga
komoditas.
BBM(Bahan
Bakar Minyak) banyak di gunakan sebagai bahan bakar kendaraan
sehari-hari.Sebagai contoh kendaraan yang sering menggunakan bagan bakar minyak
tersebut adalah sepeda motor,mobil pribadi atau umum,kendaran dan lain-lain.
Kenaikan
BBM pun berdampak pada masyarakat. Misal,dalam situasi ekonomi masyarakat yang
sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan
menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas
(Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk menerima
kenaikan harga BBM.
Dari
penjelasan diatas peneliti ingin memaparkan bagaimana perilaku konsumen
terhadap daya beli khususnya kenaikan harga bahan pokok dipasar seperti
beras,sembako dan kebutuhan lainnya dengan kasus kenaikan bahan bakar minyak
bersubsidi ini. Dan respon masyarakat terhadap pemerintah terhadap kenaikan
bbm.
II. Tujuan dan
Manfaat Penelitian
1. Tujuan
dari penelitian yang dilakukan ini adalah mengetahui tentang perilaku
konsumen terhadap daya beli
masyarakat terkait proses kenaikan harga bbm. serta mengetahui apa ada
saran yang diberikan masyarakat terhadap pemeritah terkait dengan kenaikan
bbm
2. Manfaat
dari penelitian yang akan dilakukan ini hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pemerintah dan pertamina dalam mengambil keputusan
khususnya bahan bakar minyak .
III. KERANGKA TEORI
Perilaku
Konsumen
Perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan
oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu
produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk,
pelayanan dan dumber-sumber lainya(Gerald Zaltman ,1979:6). Sehingga perilaku
konsumken merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan individu maupun kelompok
yang berkiatan dengan proses pengambilan keputusan utnuk memperoleh dan
menggunakan suatu produk yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah
satu variabel individual yang mempunyai pengaruh langsung terhadap proses
pengambilan keputusan pembelian adalah conomic Situation (Keadaan Ekonomi)
dengan pendapatan individu itu sendiri. Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi
pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex
dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat
mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk
tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137). Kiranya
bagi pemasar harus memahami variabel ini karena dengan memahami
kondisi pendapatan masyarakat bagi pemasar akan dapat memahami mengapa
konsumen berperilaku tertentu dalam membeli sesuatu. Dengan
memahami pendapatan konsumen ini maka pemasar akan dapat menyusun
rangsangan pemasaran secara lebih baik.
Selain
itu faktor Occupation (pekerjaan) seseorang mempengaruhi barang dan jasa
yang dibeli. Misal, orang pengangguran akan lebih tertutup dalam menerima
harga-harga pasaran dan menganggapnya masalah karna tidak bisa terpenuhi
berbeda dengan orang yang mendapat pekerjaan hal-hal yang terjadi dipasaran
akan menganggap itu tidak masalah. Disini juga berkaitan dengan kelas sosial
yang ada di masyarakat(Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
IV. METODE PENELITIAN
1.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif survei. Melalui penelitian survei lebih memudahkan peneliti memperoleh data untuk
mencari pendapat responden tentang perilaku
mereka terhadap daya beli di pasar·
2.
Obyek
dan Subyek penelitian
Obyek penelitian adalah
mahasiswa,pedagang yang ada di daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Teknik
pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan peneliti yaitu menyebarkan kuesioner yaitu dengan cara menyusun beberapa pertanyaan kemudian
memberikannya kepada para responden
untuk kemudian diisi sesuai dengan harapan para responden. Peneliti menggunakan kuesioner untuk memudahkan
mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui perilaku responden terhadap daya beli di pasar terkait kenaikan bbm.
4.
Analisa
data
Analisa data menggunakan deskriptif
kuantitatif. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Statistik inferensial. Statistik
inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya dengan menghubungkan antar variabel bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Idrus, 2009 : 169). Analisa data penelitian juga dibantu
dengan menggunakan SPPS untuk memudahkan peneliti
dalam mengolah data yang telah didapat.
IV : HASIL RISET
Gambar 1
Keterangan 1: Dari 50 responden yang menjadi
narasumber, peneliti memberikan pertanyaaan tanggapan kenaikan bbm?Jawaban
mereka menunjukkan persentase paling tinggi 77,27% dengan jawaban tidak
setuju dan persentase terendah dengan jawaban setuju sebanyak 22,73%.
Adapun alasan responden sebagai berikut :
Tidak setuju :
Kenaikan
BBM tidak tepat guna dimana efeknya banyak bagi masyarakat ini
termasuk penindasan.Bbm merupakan komponen KHL yang sangat penting,
seharusnya disubsidi oleh negara. Kenaikan harga bbm berdampak pada melonjaknya
kenaikan kebutuhan dan merusak stabilitas perekonomian masyarakat bawah
masyarakat sudah susah jangan dibuat tambah susah ini akan menjatuhkan rakyat
miskin apalagi yang tidak memiliki pekerjaan. selain itu Nasionalisasi
aset asing dan swasta untuk mensejahterakan rakyat jadi engga perlu menaikkan
harga bbm ada juga yang mengatakan menghilangkn subsidi sama dengan penjajaha.
Setuju
Untuk kepentingan bersama karena
hal itu sudah diperkirakan sama negara dan ada alasan tertentu. Biar Indonesia
ikut andil dalam ekonomi masyarakat.
GAMBAR 2
Keterangan
2: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan pertanyaan kenaikan BBM berdampak menurunnya daya beli masyarakat secara
keseluruhan?Jawaban mereka menunjukkan persentase paling tinggi 68,18%
dengan jawaban tidak dan persentase terendah dengan jawaban Ya
sebanyak 31,82%. Adapun alasan responden sebagai berikut :
Tidak
kalau tidak dibeli
masyarakat tidak bisa beraktivitas tanpa BBM. Mau tidak mau mereka harus beli karena segala kebutuhan hidup selalu penting untuk
dipenuhi buktinya masih banyak orang yang masih beli mobil maupun motor.
Ya : Kenaikan BBM tidak diiringi
dengan kenaikan gaji.
GAMBAR 3
Keterangan
3: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan pertanyaan
apakah daya beli di pasar(bahan pokok)ada pengaruhnya dengan kenaikan BM?
Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah 22,73% dengan
jawaban tidak dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak 77,27%.
Adapun alasan responden sebagai berikut :
Ya
Karna bbm
sangat vital dan mempengaruhi segala aktivitas perekonomian masyarakat. Semua
bahan pokok naik seperti beras selain itu produksi dan distribusi menggunakan
bbm. ada juga responden yang memberikan pendapat bahwa para sopir mereka mengambil
pemanfaatan dari kenaikan harga bbm karena sangat penting bagi transportasi
Tidak
Bbm naik
itu rahasia negara dan bbm naik menyesuaikan dengan harga global dimana
kebutuhan hidup juga terus berjalan.
GAMBAR 4
Keterangan
4: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan
pertanyaan apakah kenaikan BBM, harga bahan pokok di pasar sudah naik
terlebih dahulu? Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah dengan jawaban
tidak tahu 5,82% dengan jawaban tidak 31,82% dan persentase
tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak 61,36%. Adapun alasan responden sebagai
berikut :
Ya
Setelah
kenaikan bbm harga sembako mengikuti, rempah-rempah,cabe,
beras,sayur,daging,kopi
Tidak
Responden
juga memberikan jawaban tidak karena harga beras masih tetap di daerahnya.
GAMBAR 5
Keterangan
5: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan
pertanyaan apakah pedagang harus menaikan harga bahan pokok karena
kenaikan BBM? Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah 20,45%
dengan jawaban tidak dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya
sebanyak 79,55%. Adapun alasan responden sebagai berikut:
Ya
Karena
aktivitas ekonomi mereka memakai bbm. misal pedagang bering harjo naik bus naik motorkan memakai bbm, pedagang bisa rugi.
Tidak
Kenaikan
bbm tidak berdampak kepada kebutuhan pokok dan biar itu menjadi urusan
negaraa
GAMBAR 6
Keterangan
6: Dari 50 responden yang menjadi narasumber,peneliti memberikan
pertanyaan dengan kenaikan BBM tersebut akan memperberat kehidupan
masyarakat kecil? Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah 11,36%
dengan jawaban Tidak dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak
88,64%. Adapun alasan responden sebagai berikut:
Ya
Ongkos
semakin memberatkan, upah yang diperoleh tidak sesuai. yang susah tambah
susah,miskin makin miskin dan ini tidak aksesibel, harga tidak dijangkau.
Tidak
Masyarakat
harus lebih kreatif dalam menyeimbangkan perekonomianya sendiri
GAMBAR 7
Keterangan
7: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan pernyataan
dengan turun naiknya BBM, apakah stabilitas pasaran sudah membaik? Jawaban
mereka menunjukkan persentase terendah 4,55% dengan jawaban
tidak dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak 95,45%. Adapun
alasan responden sebagai berikut:
Ya
Tidak
Realitanya harga sembako naik turun : rakyat makin bingung. Serta tidak ada yang berubah malahan lebih buruk.
V. KESIMPULAN
Terkait
perilaku konsumen tehadap daya beli masyarakat di pasar dengan kasus kenaikan
bbm ternyata memperberat kehidupan masyarakat menengah ke bawah, memicu
kenaikan bahan-bahan pokok. Bahan pangan yang semakin melonjak, ongkos angkutan
umum, dan makan-makanan lain yang semakin naik harganya. Jika harga-harga bahan
pokok semakin melonjak tetapi dari segi penghasilan tidak ada perubahan,
masyarakat menengah kebawah akan sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.
SUMBER :
Eko
Murwanto_ http://www.academia.edu/6482287/Prilaku_Konsumen_Dasar
http://sosbud.kompasiana.com/2014/11/18/antara-kenaikan-bbm-sosialita-dan-kata-sejahtera-704259.html
Pemasaran.”jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indinesia no. 1 Tahun VII
Tidak ada komentar:
Posting Komentar