Jumat, 17 April 2015

UTS : PERILAKU KONSUMEN TERHADAP DAYA BELI(BAHAN POKOK) di PASAR (KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK)




I.  INTRODUKSI
           Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan dumber-sumber lainya(Gerald Zaltman ,1979:6).

       Teori perilaku konsumen yang berkembang akhir-akhir ini didasarkan pada kebutuhan ekonomi, yakni yang menJelaskan bahwa seorang konsumen akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan kepuasan utilitas atau sama dengan konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga komoditas.

       BBM(Bahan Bakar Minyak) banyak di gunakan sebagai bahan bakar kendaraan sehari-hari.Sebagai contoh kendaraan yang sering menggunakan bagan bakar minyak tersebut adalah sepeda motor,mobil pribadi atau umum,kendaran dan lain-lain.
           Kenaikan BBM pun berdampak pada masyarakat. Misal,dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM.

           Dari penjelasan diatas peneliti ingin memaparkan bagaimana perilaku konsumen terhadap daya beli khususnya kenaikan harga bahan  pokok dipasar seperti beras,sembako dan kebutuhan lainnya dengan kasus kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi ini. Dan respon masyarakat terhadap pemerintah terhadap kenaikan bbm.

II.   Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah mengetahui tentang perilaku  konsumen terhadap       daya beli masyarakat terkait proses kenaikan harga bbm. serta  mengetahui apa ada saran yang diberikan masyarakat terhadap pemeritah terkait  dengan kenaikan bbm
2.      Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pemerintah dan pertamina dalam mengambil keputusan    khususnya bahan bakar minyak .

III.  KERANGKA TEORI
            Perilaku Konsumen
            Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan dumber-sumber lainya(Gerald Zaltman ,1979:6). Sehingga perilaku konsumken merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan individu maupun kelompok yang berkiatan dengan proses pengambilan keputusan utnuk memperoleh dan menggunakan suatu produk yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu variabel individual yang mempunyai pengaruh langsung terhadap proses pengambilan keputusan pembelian adalah conomic Situation (Keadaan Ekonomi) dengan pendapatan individu itu sendiri. Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137). Kiranya bagi pemasar harus memahami variabel  ini karena dengan memahami  kondisi pendapatan masyarakat bagi pemasar akan dapat memahami mengapa konsumen berperilaku tertentu dalam membeli  sesuatu.  Dengan memahami pendapatan  konsumen ini maka pemasar akan dapat menyusun rangsangan pemasaran secara lebih baik.
         Selain itu faktor  Occupation (pekerjaan) seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Misal, orang pengangguran akan lebih tertutup dalam menerima harga-harga pasaran dan menganggapnya masalah karna tidak bisa terpenuhi berbeda dengan orang yang mendapat pekerjaan hal-hal yang terjadi dipasaran akan menganggap itu tidak masalah. Disini juga berkaitan dengan kelas sosial yang ada di masyarakat(Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).

IV.  METODE PENELITIAN
1.      Jenis Penelitian 
          Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif survei. Melalui penelitian survei lebih  memudahkan peneliti memperoleh data untuk mencari pendapat responden tentang            perilaku mereka terhadap daya beli di pasar·        
2.      Obyek dan Subyek penelitian
            Obyek penelitian adalah mahasiswa,pedagang yang ada di daerah Istimewa Yogyakarta. 
3.     Teknik pengumpulan data
          Teknik  pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu menyebarkan kuesioner yaitu       dengan cara menyusun beberapa pertanyaan kemudian memberikannya kepada para        responden untuk kemudian diisi sesuai dengan harapan para responden. Peneliti         menggunakan kuesioner untuk memudahkan mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perilaku responden terhadap daya beli di pasar terkait     kenaikan bbm.
4.       Analisa data
           Analisa data menggunakan deskriptif kuantitatif. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Statistik inferensial. Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk     menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah         terkumpul sebagaimana adanya dengan menghubungkan antar variabel bermaksud         membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Idrus, 2009 : 169).   Analisa data penelitian juga dibantu dengan menggunakan SPPS untuk memudahkan          peneliti dalam   mengolah data yang telah didapat.

 IV : HASIL RISET
Gambar 1


       Keterangan 1: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan    pertanyaaan tanggapan kenaikan bbm?Jawaban mereka menunjukkan persentase paling  tinggi 77,27%  dengan jawaban tidak setuju  dan persentase terendah dengan jawaban  setuju sebanyak 22,73%. Adapun alasan responden sebagai berikut :
Tidak setuju :
        Kenaikan BBM tidak tepat guna dimana efeknya banyak bagi masyarakat  ini  termasuk penindasan.Bbm merupakan komponen KHL yang sangat penting, seharusnya disubsidi oleh negara. Kenaikan harga bbm berdampak pada melonjaknya kenaikan kebutuhan dan merusak stabilitas perekonomian masyarakat bawah masyarakat sudah susah jangan dibuat tambah susah ini akan menjatuhkan rakyat miskin apalagi yang tidak memiliki pekerjaan. selain itu  Nasionalisasi aset asing dan swasta untuk mensejahterakan rakyat jadi engga perlu menaikkan harga bbm ada juga yang mengatakan menghilangkn subsidi sama dengan penjajaha.
Setuju
           Untuk kepentingan bersama karena hal itu sudah diperkirakan sama negara dan ada alasan tertentu. Biar Indonesia ikut andil dalam ekonomi masyarakat. 

GAMBAR 2
        Keterangan 2: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan pertanyaan kenaikan BBM berdampak menurunnya daya beli masyarakat secara keseluruhan?Jawaban mereka menunjukkan persentase paling tinggi 68,18%  dengan jawaban tidak  dan persentase terendah dengan jawaban Ya sebanyak 31,82%. Adapun alasan responden sebagai berikut :
Tidak
         kalau tidak dibeli masyarakat  tidak bisa beraktivitas tanpa BBM. Mau tidak mau mereka harus beli karena segala  kebutuhan hidup selalu penting untuk dipenuhi buktinya masih banyak orang yang masih beli mobil maupun motor.
Ya  : Kenaikan BBM tidak diiringi dengan kenaikan gaji.

GAMBAR 3
        Keterangan 3: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan pertanyaan apakah daya beli di pasar(bahan pokok)ada pengaruhnya dengan kenaikan BM? Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah  22,73%  dengan jawaban tidak  dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak 77,27%. Adapun alasan responden sebagai berikut :
Ya
       Karna bbm sangat vital dan mempengaruhi segala aktivitas perekonomian masyarakat. Semua bahan pokok naik seperti beras selain itu produksi dan distribusi menggunakan bbm. ada juga responden yang memberikan pendapat bahwa para sopir mereka mengambil pemanfaatan dari kenaikan harga bbm karena sangat penting bagi  transportasi
Tidak
       Bbm naik itu rahasia negara dan bbm naik menyesuaikan dengan harga global dimana kebutuhan hidup juga terus berjalan.
GAMBAR 4

     Keterangan 4: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan pertanyaan apakah kenaikan BBM, harga bahan pokok di pasar sudah naik terlebih dahulu? Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah dengan jawaban tidak tahu 5,82%  dengan jawaban tidak 31,82% dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak 61,36%. Adapun alasan responden sebagai berikut :
Ya
Setelah kenaikan bbm harga sembako mengikuti,  rempah-rempah,cabe, beras,sayur,daging,kopi
Tidak
 Responden juga memberikan jawaban tidak karena harga beras   masih tetap di daerahnya.

GAMBAR 5
     Keterangan 5: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan pertanyaan apakah pedagang harus menaikan harga bahan pokok karena kenaikan BBM? Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah  20,45%  dengan jawaban tidak  dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak 79,55%. Adapun alasan responden sebagai berikut: 
Ya
         Karena aktivitas ekonomi mereka memakai bbm. misal pedagang bering harjo naik bus naik motorkan memakai bbm, pedagang bisa rugi.
Tidak
       Kenaikan bbm tidak berdampak kepada kebutuhan pokok dan biar  itu menjadi urusan negaraa

GAMBAR 6
Keterangan 6: Dari 50 responden yang menjadi narasumber,peneliti memberikan pertanyaan dengan kenaikan BBM tersebut akan memperberat kehidupan masyarakat kecil? Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah  11,36% dengan jawaban Tidak dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak 88,64%. Adapun alasan responden sebagai berikut:
Ya
      Ongkos semakin memberatkan, upah yang diperoleh tidak sesuai. yang susah tambah susah,miskin makin miskin dan ini tidak aksesibel, harga tidak dijangkau.
Tidak
            Masyarakat harus lebih kreatif dalam menyeimbangkan perekonomianya sendiri

GAMBAR 7

        Keterangan 7: Dari 50 responden yang menjadi narasumber, peneliti memberikan pernyataan dengan turun naiknya BBM, apakah stabilitas pasaran sudah membaik? Jawaban mereka menunjukkan persentase terendah  4,55%  dengan jawaban tidak  dan persentase tertinggi dengan jawaban Ya sebanyak 95,45%. Adapun alasan responden sebagai berikut: 
Ya
       Yang namanya stabil itu tidak akan berubah
 
Tidak
          Realitanya harga sembako naik turun : rakyat makin bingung. Serta tidak ada yang berubah malahan lebih buruk.

V. KESIMPULAN
Terkait perilaku konsumen tehadap daya beli masyarakat di pasar dengan kasus kenaikan bbm ternyata memperberat kehidupan masyarakat menengah ke bawah, memicu kenaikan bahan-bahan pokok. Bahan pangan yang semakin melonjak, ongkos angkutan umum, dan makan-makanan lain yang semakin naik harganya. Jika harga-harga bahan pokok semakin melonjak tetapi dari segi penghasilan tidak ada perubahan, masyarakat menengah kebawah akan sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.

SUMBER :
Pemasaran.”jurnal Ekonomi dan Bisnis Indinesia no. 1 Tahun VII




Tidak ada komentar:

Posting Komentar