BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini sering kita mengenal adanya pasar
tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan pasar yang terkenal
dengan kegiatan tawar menawar antara pihak penjual dengan pihak pembeli, dan
memiliki lingkungan pasar yang relatif kurang tertata rapi. Konsumen merupakan
target pasar utama dalam setiap usaha, karena tanpa adanya konsumen maka suatu
usaha tidak akan dapat berkembang dan mencapai laba secara maksimal.
Mendapatkan konsumen sebagai pelanggan dalam suatu pasar bukanlah suatu perkara
yang mudah, hal ini terjadi karena banyaknya persaingan dari penjual yang ada, sehingga mewajibkan pengusaha untuk
lebih memperhatikan kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga yang
ditawarkan untuk membentuk suatu kepuasan konsumen. Lupiyoadi (2001) menyatakan
bahwa dalam menentukan tingkat kepuasan, terdapat lima faktor utama yang harus
diperhatikan oleh perusahaan, yaitu: (1) kualitas produk, (2) kualitas
pelayanan, (3) emosional, (4) harga, (5) biaya. Menurut Supranto (2006)
kepuasan pelanggan adalah kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan
apa yang diharapkan. Kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2008) didefinisikan
sebagai evaluasi yang memberikan hasil dimana pengalaman yang dirasakan
setidaknya sama baiknya atau sesuai dengan yang diharapkan. Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Kotler (2002) yang menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya. Menurut Kotler (2000) terdapat
beberapa metode yang dapat digunakan setiap perusahaan untuk mengukur kepuasan
pelanggannya yaitu: (1) sistem keluhan dan saran, (2) pembeli bayangan, (3)
analisis konsumen beralih, (4) survey kepuasan pelanggan. kepuasan pelanggan
mempunyai pengaruh besar terhadap minat pembelian ulang didalam diri pelanggan
itu sendiri, karena dengan timbulnya rasa kepuasan, pelanggan akan merasa
senang dan nyaman menggunakan jasa yang ditawarkan. Dalam hal ini suatu
kualitas pelayanan yang diberikan serta rasa kepuasan yang didapat oleh
pelanggan, secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi minat
pembelian ulang(purchase intention) pelanggan itu sendiri. purchase intention
merupakan minat pembelian yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan
pembelian ulang (Assael dalam Tony Wijaya, 2005). Menurut Setyawan dan Ikhwan
(dalam Tony Wijaya, 2005) intention diidentiflkasikan seberapa jauh seseorang
mempunyai kemauan untuk mencoba. untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan dan
kepuasan pelanggan dapat menimbulkan minat pembelian pada pasar tradisional,
maka perlu diteliti pengaruh persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan
terhadap minat pembelian suatu produk.
B. Rumusan Masalah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap minat pembelian secara bersama-sama?
1. Apakah persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap minat pembelian secara bersama-sama?
2. Apakah persepsi kualitas pelayanan dan
kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap minat pembelian secara parsial
(keseluruhan)?
C. Tujuan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
1. untuk
mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, tingkat kepuasan konsumen.
2. Untuk
mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap minat
pembelian secara bersama-sama.
3. Untuk
mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap minat
pembelian secara parsial (keseluruhan)
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan langkah
yang sebaiknya diambil dalam mengatur strategi-strategi pemasaran di masa yang
akan datang dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam hal pengaruh
persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap minat pembelian.
2. Bagi Para
Akademisi.
Diharapkan dapat
memberikan sumbangan pengetahuan bagi penulis dan bagi mahasiswa yang
memerlukan, juga sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang
mempunyai minat pada bidang pemasaran khususnya persepsi konsumen mengenai
kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap minat pembelian suatu
barang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan
Teori
1. Perilaku
Konsumen
Konsumen
dalam melakukan keputusan beli terhadap suatu produk atau jasa sering
dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk atau jasa yang sejenis,
keterbatasan informasi yang ada dimanfaatkan oleh pemasar dengan melakukan
promosi salah satunya iklan, yang merekan kembangkan di berbagai media, baik
media cetak maupun elektronik. Konsumen juga akan merasa puas jika perusahaan
memberikan yang lebih dari sekedar manfaat produknya saja, maka pemasar dengan
alat pemasarannya menggunakan promosi penjualan sebagai bahan pertimbangan
untuk melakukan pembelian. Maka pemasar harus mampu memahami dan mempelajari
perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa,
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut.
2. Persepsi Kualitas Pelayanan
a. Definisi Kualitas Pelayanan
2. Persepsi Kualitas Pelayanan
a. Definisi Kualitas Pelayanan
Kualitas jasa dimulai dari kebutuhan
pelanggan dan berakhir dengan keputusan pelanggan serta persepsi positif
terhadap kualitas jasa menurut Khotler (2000) dalam Tjiptono dan Chandra
(2004:121). Kualitas pelayanan pertama kali dikemukakan oleh Parasuraman et.
Al, (1988) dalam Setyawan dan Ihwan (2004:30) yang mendefinisikan kualitas
pelayanan sebagai sebuah perbandingan dari harapan pelanggan dengan persepsi
dari layanan aktual yang mereka terima. Service quality perception juga
didefinisikan sebagai persepsi konsumen secara keseluruhan baik keunggulan dan
kelemahan dari organisasi dan pelayanannya (Tylor and Baker, 1994) dalam
Setyawan dan Ihwan (2004:30). Mengacu pada beberapa pengertian tersebut diatas
maka persepsi kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:
Persepsi kualitas pelayanan adalah suatu persepsi dan realitas dari pelayanan yang diharapkan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan perushaan. Konsep kualitas itu sendiri dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. (Tjiptono, 2001:51)
Persepsi kualitas pelayanan adalah suatu persepsi dan realitas dari pelayanan yang diharapkan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan perushaan. Konsep kualitas itu sendiri dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. (Tjiptono, 2001:51)
b.
Dimensi Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan sarana
pokok dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan yang bersifat multidimensi.
Banyak studi yang mencoba untuk melakukan ekspoiasi terhadap dimensi kualitas
pelayanan.
3. Kepuasan Pelanggan
a. Definisi Kepuasan
3. Kepuasan Pelanggan
a. Definisi Kepuasan
Kata kepuasan
(satisfaction) berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya cukup baik, memadai)
dan “facio” (melakukan atau membuat) menurut Tjiptono dan Chandra (2004:195)
sehingga kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat
sesuatu memadai.
Kepuasan pelanggan berbeda dengan kualitas pelayanan, dimana kepuasan merupakan evaluasi spesifik terhadap transaksi pemberi jasa, sedangkan persepsi terhadap kualitas jasa terkait dengan penilaian umum mengenai superioritas pemberi jasa. Kepuasan juga merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan / menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan kepuasaan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam usaha memenuhi harapan konsumen, Setyawan dan Ihwan (2004:31). Meskipun definisi para ahli tentang kepuasan beragam, tetapi pada dasarnya tingkat kepuasan merupakan perbandingan antara harapan pelanggan dan nilai produk atau jasa pelanggan. Adapun nilai persepsi adalah kemampuan perusahaan dalam melayani
Kepuasan pelanggan berbeda dengan kualitas pelayanan, dimana kepuasan merupakan evaluasi spesifik terhadap transaksi pemberi jasa, sedangkan persepsi terhadap kualitas jasa terkait dengan penilaian umum mengenai superioritas pemberi jasa. Kepuasan juga merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan / menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan kepuasaan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam usaha memenuhi harapan konsumen, Setyawan dan Ihwan (2004:31). Meskipun definisi para ahli tentang kepuasan beragam, tetapi pada dasarnya tingkat kepuasan merupakan perbandingan antara harapan pelanggan dan nilai produk atau jasa pelanggan. Adapun nilai persepsi adalah kemampuan perusahaan dalam melayani
konsumen dalam upaya
memuaskan konsumen.Menurut Engel (1995)
kepuasan didefinisikan disini sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu
alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.
Ketidakpuasan tentu saja didefinisikan sebagai hasil dari harapan yang
diteguhkan secara negatif. Kinerja yang diharapkan adalah yang paling sering
digunakan dalam penelitian karena logis dalam proses evaluasi alternatif yang
dibahas (Engel, 1995).Dari beberapa deflnisi yang disampaikan oleh berbagai peneliti
di atas terdapat kesamaan, yaitu menyangkut komponen kepuasan pelanggan
(harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan). Pada umumnya harapan pelanggan
merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya
bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Sedangkan
kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima
setelah mengkonsumsi produk yang dibeli (Tjiptono, 1996) dalam Setyawan dan
Ihwan (2004:31). Perusahaan banyak menggunakan berbagai cara untuk
mempertahankan konsumen salah satunya dengan memastikan kualitas produk dan
jasa memenuhi harapan konsumen. Pemenuhan harapan akan menciptakan kepuasan
bagi konsumen. Setiap perusahaan atau organisasi yang menggunakan strategi kepuasan
konsumen akan menyebabkan pesaingnya berusaha keras merebut atau mempertahankan
konsumen suatu perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan strategi jangka panjang
yang membutuhkan konsumen baik dari segi dana maupun sumber daya manusia
(Schanaars, 1991 dalam Tony Wijaya, 2005:42)
Kepuasan pelanggan secara
keseluruhan mempunyai tiga antiseden, yaitu kualitas yang di rasakan, nilai
yang dirasakan, dan harapan pelanggan. Kualitas yang dirasakan secara langsung
mempunyai efek positif terhadap kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Kepuasan
pelanggan secara keseluruhan akan berpengaruh negatif pada komplain pelanggan
dan berpengaruh positif pada kesetiaan pelanggan. (Fornell.et. al. 19996) dalam
Setyawan dan Ihwan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian survei. Dalam penelitian
survei informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner.
Teknik angket (kuisioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebarkan daftar pertanyaan/ pemyataan kepada responden dengan dengan
harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. (Husein Umar 2003 :
49). Peneliti menggunakan kuisioner tertutup yaitu jawaban sudah diberikan dari
pernyataan/pertanyaan.
B. Objek Penelitian
B. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi
obyek dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar Babarsari.
C. Jenis Data
C. Jenis Data
Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang
didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perseorangan seperti
hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh
peneliti (Husein Umar 2003 : 42). Data primer dalam penelitian ini berasal dari
jawaban atas pertanyaan\pernyataan kuesioner yang disebarkan kepada responden.
D. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini
dilakukan pengumpulan datanya berupa kuisioner yaitu pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 1999 : 135). Kuisioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2007).
E. Variabel
Penelitian
Penelitian ini
menganalisis dua variabel yaitu variabel terikat (dependent variable) dan
variabel bebas (independent variable). Variabel-varaibel tersebut yaitu sebagai
berikut:
a) Variabel terikat (dependent
variable) dengan simbul “Y” adalah varibel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen (Husein Umar 2003 : 58), dalam penelitian
ini variabel terikatnya adalah minat pembelian.
b) Variabel bebas (independent variable) dengan simbul “X” adalah variabel yang menjelaskan atau yang mempengaruhi variabel yang lain (Husein Umar, 2003:58), dalam penelitian ini variabel yang mempengaruhi minat pembelian adalah persepsi kualitas pelayanan (XI), kepuasan pelanggan (X2).
b) Variabel bebas (independent variable) dengan simbul “X” adalah variabel yang menjelaskan atau yang mempengaruhi variabel yang lain (Husein Umar, 2003:58), dalam penelitian ini variabel yang mempengaruhi minat pembelian adalah persepsi kualitas pelayanan (XI), kepuasan pelanggan (X2).
BAB
IV
Berikut ini merupakan keteragan dari gambar diagram nomor 1 mengenai “seberapa sering anda datang ke pasar tradisional”. Prosentase jumlah responden yang menjawab jarangsebanyak 43,33% dan yang menjawab sangat sering sebanyak 23,33%. yang menjawab sering dan sangat jarang sebanyak 16,67% karena mempunyai persentasi yang sama.
Berikut ini merupakan
keteragan dari gambar diagram nomor 2 mengenai “mengapa anda pergi ke pasar
tersebut”. Prosentase jumlah responden yang menjawab harga lebih murah sebanyak 36,67% dan yang
menjawab dekat dengan rumah sebanyak 30,00%.
yang lain-lain sebanyak 23,33% serta barang lengkap sebanyak 10,00%
Berikut ini merupakan
keteragan dari gambar diagram nomor 3 mengenai “barang yang di jual di pasar
tradisional lengkap”. Prosentase jumlah responden yang menjawab setuju sebanyak 73,33% dan yang menjawab sangat
setuju sebanyak 16,67%.serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 10,00%
Berikut ini merupakan
keteragan dari gambar diagram nomor 4 mengenai “pedagang ramah dalam memberi
pelayanan”. Prosentase jumlah responden yang menjawab setuju sebanyak 66,67%
dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 26,67% serta yang menjawab sangat
setuju 6,67%
Berikut ini merupakan
keteragan dari gambar diagram nomor 5 mengenai “kebersihan pasar terjaga dengan
baik”. Prosentase jumlah responden yang menjawab setuju sebanyak 56,67% dan
yang menjawab tidak setuju sebanyak 43,33%.
Berikut ini merupakan
keteragan dari gambar diagram nomor 6 mengenai “barang yang di jual di pasar
tradisional lebih murah”. Prosentase jumlah responden yang menjawab setuju
sebanyak 80,00% dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 13,33% serta yang
menjawab tidak setuju 6,67%
Berikut ini merupakan keteragan dari gambar
diagram nomor 7 mengenai “kualitas barang baik”. Prosentase jumlah responden
yang menjawab setuju sebanyak 63,33% dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 30,00%.dan
yang menjawab sangat setuju sebanyak 6,67%
Berikut ini merupakan
keteragan dari gambar diagram nomor 8 mengenai “kebersihan pasar terjaga dengan
baik”. Prosentase jumlah responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 53,33%
dan yang menjawab setuju sebanyak 46,67%.
Berikut ini merupakan
keteragan dari gambar diagram nomor 9 mengenai “keamanan pasar terjaga dengan
baik”. Prosentase jumlah responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 53,33%
dan yang menjawab setuju sebanyak 43,33%.sedangkan sangat setuju 3,33%
Berikut ini merupakan
keteragan dari gambar diagram nomor 10 mengenai “suasana di dalam pasar
nyaman”. Prosentase jumlah responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 63,33%
dan yang menjawab setuju sebanyak 36,67%.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah loyalitas pelanggan dipengaruhi secara positif oleh Tingkat
kepuasan , kualitas layanan dan minat beli masyarakt. Semakin baik citra,
kualitas layanan , maka semakin meningkat pula loyalitas konsumen.Kepuasan
pelanggan akan tercapai apabila harapan sesuai dengan kenyataan yang diterima.
Zeithaml, Valarie & Mario Jo Bitner (1996) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
tinggi apabila minat yang dirasakan melebihi harapan pelanggan. Penerimaan produk
dengan kualitas yang lebih tinggi akan mendapatkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi
daripada penerimaan produk dengan kualitas yang lebih rendah (Kennedy et. al.,
2001). Dalam persaingan yang semakin ketat, usaha untuk memberikan kualitas
pelayanan yang tinggi dan menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi dirasakan
sangat penting bagi para pengusaha, karena menurut Cronin dan Taylor (1992);
Teas (1993), kualitas pelayanan yang tinggi serta kepuasan pelanggan yang
tinggi pada akhirnya akan menciptakan loyalitas pelanggan. Dalam penelitian ini
terbukti bahwa pengaruh tingkat kepuasan konsumen di pasar dipengaruhi oleh
minat beli masyarakat.Masih ada beberapa hal yang harus ditingkatkan seperti
kemampuan pelanggan menangani pelanggan. Kepuasan konsumen pada pasarsangat
baik, hal ini harus dipertahankan agar pelanggan selalu merasa puas. Terbukti
secara empiris kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen dan minat beli. Terbukti secara empiris kualitas produk dan
kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Assael, Henry, 1998,
Costumer Behaviour and marketing Action. 6th Edition,. New York: International
Tjomson Publising
Anton A. Setyawan dan
Ihwan Susila, 2004, Pengaruh Service Quality Perception Terhadap Purcase
Intention, Usahawan NO. 07 TH XXXI11 JULI 2004
Basu Swasta, 1986,
AzazAzaz Marketing edisi 3 Yogyakarta: Liberty.
Basu Swasta dan T. Hani Handoko, 1987, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsume, Edisi Pertama Cetakan Ke Dua, Yogyakarta: BPFE. UGM
Engel, James F. Ronger D. Blakwell, and Paul W. Miniard, 1995, Consumer Behaviour, International Edition, Fort Wort: Dreyden Press.
Basu Swasta dan T. Hani Handoko, 1987, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsume, Edisi Pertama Cetakan Ke Dua, Yogyakarta: BPFE. UGM
Engel, James F. Ronger D. Blakwell, and Paul W. Miniard, 1995, Consumer Behaviour, International Edition, Fort Wort: Dreyden Press.
Fandy
Tjiptono dan Chanra Gregorious, 2004. Service, Quality, and Satisfaction.
Yogyakarta: Andi Offset.
Fandy Tjiptono, 2001,
Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.
Freddy Rangkuty, 2002, Riset Pemasaran, P.T Gramedia Pustaka Utama : STIE IBIL
Soehardi Sigit, 1999, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen Cetakan Pertama, Lukman, Yogyakarta: Offset
Freddy Rangkuty, 2002, Riset Pemasaran, P.T Gramedia Pustaka Utama : STIE IBIL
Soehardi Sigit, 1999, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen Cetakan Pertama, Lukman, Yogyakarta: Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar