Selasa, 07 April 2015

Bisnis Home Stay Ramah Lingkungan Di Yogyakarta

Bisnis Home Stay Ramah Lingkungan
                                                                      Di Yogyakarta


   Latar Belakang
Perkembangan bisnis pariwisata di Indonesia baru berkembang secara strategis sekitar tahun 1980-an. Namun Diawal tahun Indonesia baru merdeka hingga 1970-an bisnis pariwisata belum dibangun secara baik karena berhadapan dengan berbagai hambatan dari kebijakan internal, penyesuaian tukar mata uang yang dipengaruhi oleh minyak bumi danbiaya yang sangat tinggi dari pada destinasi wisata dinegara tetangga. Perkembangan pariwisata membaik Pada tahun 1980-an, Indonesia menerima 562.000 pengunjung international, tiga puluh tahun kemudian berkembang menjadi 7 juta pengunjung international di tahun 2010 dan pada tahun 2014 menurut kementrian parawisata dan ekonomi kreatif, Jumlah kunjungan wisatawan international ke Indonesia naik sebesar 7,2%  atau sebesar 9,4 juta dibandingkan tahun 2013. Menurut BPS Pengunjung international terbanyak pada 2014 berasal dari negaraSingapur, kemudian diikuti oleh pengunjung dari Malaysia, Australia, Tiankok dan Jepang. Adanya Peningkatan kunjungan wisatawan international dipicu oleh beberapa event besar yang di selengarakan di Indonesia pada tahun 2014 seperti  Jakarta International Jazz festival, Banyuwangi beach Jazz festival, Bintan Marathon, Djakarta warehouse project dan bintang golf challenge 2014.
Sementara itu, permintaan wisatawaan dunia mendekati 1 milliar kedatangan dan pasar domestik pariwisata terus berkembang dan hal tersebut menjadi peluang baru untuk melayani kelas menengah yang tumbuh dengan cepat dan diharapkan kelompok wisatawan domestik yang potensial dapat menjamin pariwisata menjadi sektor strategis dalam sebuah peluang bisnis masa depan dan juga pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Kompetisi setiap negara di dunia untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari wisatawan sangat kuat, pemenang adalah destinasi yang mampu memanfaatkan kekuatan parawisata dan dukungan ekonomi kreatif untuk berkontribusi dalam proses menuju ekonomi ramah dan bersahabat dengan lingkungan.
Indonesia juga sebagai anggota G20, dimana perekenomian Indonesia sedang menuju menjadi salah satu diantara 10 negara ekonomi terkuat pada tahun 2020. Sektor bisnis pariwisata yang dikembangkan secara inofatif, menarik dengan mengunakan sumber daya secara efesien dan efektif akan mendapatkan keuntungan yang berlipat secara ekonomi dan juga sosial.
Bali sebagai salah destinasi parawisata Indonesia yang dkenal banyak secara international. Perkembangan pariwisata Bali banyak mengunakan praktik-paktik pariwitasa yang berkelanjutan berdasarkan pada kearifan lokal setempat, dengan sebutan Tri Hita Karana yakni keharmonisan hubungan antara alam, manusia dan sang pencipta. Konsep dan model tersebut diakui secara international oleh United Nations World Tourism organization (UNWTO) dan Pasific Asia travel Asosiation(Pata). Menurut UNWTO model Tri Hita Karana bisa di modifikasi dan disesuaikan ditempat pariwisata daerah lain.

1.1  Yogjakarta sebagai destinasi dan potensi bisnis Parawista
Jogjakarta adalah salah daerah special dari Jawa dan terkenal dengan pusat pembangunan budaya dan seni di Indoensia. Yogjakarta juga salah satu tempat yang melahirkan seniman besar dunia dan memiliki berbagai macam keunikan budaya seperti batik, music klasik jawa, lukisan dan juga dikenal sebagai house-hold industry.Produk seni mereka tidak hanya dijual dalam negeri namun juga di ekspor ke berbagai negara. Selain itu, Yogakarta adalah kota pendidikan tempat yang paling aman dan murah bagi semua kalangan untuk melanjutkan studi mereka dan juga sebagai destinasi kunjungan international paling murah.

Selain itu, Jogjakarta juga dikenal sebagai salah satu Daerah Istimewa di Indonesia yang terkenal dengan nilai seni dan budaya yang tinggi, indikasi sebagai kota seni dan budaya ini bisa kita lihat secara kasat mata dengan banyaknya even-even Festival seni dan budaya, menurut perhitungan organisasi lokal Taring Padi, setiap tahun kurang lebih ada sekitar 35 Festival yang mengusung berbagai macam tema seni budaya, yang mengakomodasi semua disiplin seni, seperti visual art, Film, musik dan Pertunjukan seni tradisi dan modern. Belum lagi even khusus semacam pameran seni, di bidang visual art sendiri bisa di katakan minimal 2 sampai dengan 3 even pembukaan pameran seni rupa yang melibatkan seniman Jogjakarta, atau kota lain di Indonesia bahkan juga seniman International.

Ada berbagai koleksi asset pusaka yang bisa menjadi eko turism, sehinggabisnis pariwisata yang bisa menjadi pilihan menarik adalah membangun home stay dengan konsepyang ramah lingkungan, sebuah peluang bisnis yang strategis dan bisa dijamin membawa banyak keuntungan, karena Yogyakarta pusat industry ekonomi kreatif yang telah mampu menarik banyak wisatawan domestic dan international.

Rumusan Masalah
Berbagai macam fenomena perusakan Alam dan lingkungan banyak terjadi di dunia secara golabal, setiap negara didunia baik dari pemerintah dan sektor swasta mulai memikirkan untuk membangun strategi baru dalam menyusun sebuah ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.Misalnya di Indonesia pada tahun 2009 sudah memperbaharui UU parawisata yang telah  disusun pada tahun 1990, untuk lebih memperhatikan konsep bisnis dan ekonomi yang berkelanjutan. Dan di Perancis bulan yang lalu, ada satu kebijakan yang baru disahkan terkait dengan industri bangunan yang ramah lingkungan, kebijakan tersebut mengharuskan semua bangunan rumah yang dibangun dalam wilayah komersial harus ada konsep plant dan juga solar panels . Hal yang sama juga telah dilakukan di negara Kanada, kota Toronto pada tahun 2009,  menharuskan setiap industri baru dan setiap pembangunan penginapan harus ada green roofs, Bisnis seperti itu, lebih dulu sudah popular dan di aplikasikan di Australia dan Jerman.
1. Seperti apa konsepbisnis home stay berbasis ekologi dan budaya, bisa dibangun di Yogyakarta?
2.       Seberapa besar keuntungan yang bisa didapatkan secara ekonomi dan sosial?
3.      Bagaimana dan dimana Sumber daya manusia dalam pariwisata dan hospitality yang mampu memberikan kemudahan bagi perusahaan dan mampu memberikan usaha yang berkualitas tinggi, efesien dan efektif
4.  Apakah Home stay berbasis ekologi bisa meningkatkan daya saing perusahaan di Indonesia?
Dalam dunia bisnis perusahaan perlu menghindari persoalan yang hukum terkait dengan isu tanah dan bisnis yang bisa memberikan kerugiaan yang sangat besar bagi masyarakat dan juga terhadap alam semesta.hal tersebut perlu diperhatikan oleh pengusaha karena kerugian akibat kelelaian akan menyebabkan bisnis ditutup, perusahaan akan mendapatkan kerugian yang sangat besar.
Tujuan Proposal
Dalam beberapa tahun ini, konsep bisnis industri bangunan tersebut baru menjadi perhatian utama dari pemerintah maupun sektor swasta secara global, konsep ramah lingkungan dalam sebuah kegiatan dipandang sebagai sebuah rencana usaha dan pembangunan ekonomi yang strategis dan berkelanjutan.
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari proposal adalah
1.      Memahami secara deskriptif tentang perilakukonsumenberdasarkan kelas sosial dan gaya hidup terhadap konsep bisnis parawisata dan ekonomi berkelanjutan
2.      Memahami besarnya pengaruh perilaku konsumen berdasarkan kelas sosial dan gaya hidup terhadap konsep bisnis parawisata ramah lingkungan
Hasil data analisis dan informasi bisa membantu perusahaan merancang home stay yang menarik dan sesuai minat konsumen di pasaran dan perusahaan bisa mengukur seberapa besar keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan dari industri home stay ramah lingkungan di Yogyakarta.


METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan kuantitatif dengan mengunakan metode studi deskriptif yang akan dipakai dalam mengambarkan hasil riset pasar. Penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial dengan memusatkan pada aspek ekonomi dan menunjukkan pengaruh antar variabel.Dan penelitian ini juga mengunakan metode survey untuk mengkaji sampel yang dipilih dari populasi dan identifikasi hubungan dari berbagai variabel sosial dan psikologis.Cara-cara yang dipakai adalah menjelaskan variabel-variabel yang sedang di teliti, berikut penjelasan tentang defenisi variabel penelitian dalam riset pasar.
Menurut Rambat Lupiyoadi (2001), segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen(berbeda) dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen(sama). Berdasarkan definisi diatas, segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses membagi pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok yang lebih homogen, yang memiliki kesamaan kebutuhan atau karakteristik dan respons terhadap program pemasaran.
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, yang setiap segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Ada beberapa macam Segmentasi pasar antara lain:

  1.     Segmentasi Pasar Konsumen yaitu membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer characteristic). Kemudian perusahaan akan menelaah apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda.
  2.     Segmentasi Pasar Bisnis yaitu membentuk segmen pasar dengan memerhatikan tanggapan konsumen (consumer responses) terhadap manfaat yang dicari, waktu penggunaan, dan merek
  3.    Segmentasi pasar yang efektif, antara lain: Dapat diukur (measurable), ukuran, daya beli, profil segmen, Besar segmen (subtantial), artinya cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani, Dapat dijangkau (accessible dan dilayani secara efektif, dapat dibedakan (differentiable), artinya secara konseptual dapat dipisahkan dan memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran, dapat diambil tindakan (actionable), artinya program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen tersebut (Widjanta, 2007)
Menurut James F. Engel, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Sementara itu, David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan mengajak aktivitas individu dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa.
Kotler dan Amstrong mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. (Simamora, 2001) Beberapa teori tentang perilaku konsumen untuk mengetahui proses motivasi yang mendasari dan mengarahkan perilaku konsumen dalam melaksanakan pembelian adalah teori yang didasari pada pandangan ekonomi, psikologi,sosiologi, dan antropologi.

DARTAR PUSTAKA
Modul ILO (2013). Management sumber daya manusia, untuk kerja sama dan usaha yang sukses. ILO Jakarta
Strategi Parawisata Indonesia, ILO(2012). Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Pekerjaan Layak dan Ramah Lingkungan (Green Jobs) untuk Indonesia.ILO Jakarta.

Dewanti Kurniaputri (2008). Analisis Segmentasi. FE UI Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar